JAKARTA - Perubahan iklim telah menjadi fenomena lingkungan yang nyata dan dianggap sebagai ancaman besar bagi kehidupan umat manusia. Salah satu yang paling dirasakan adalah perubahan suhu yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. Memasuki kemarau, suhu di beberapa wilayah di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan beberapa tahun terakhir.
Kenaikan suhu bumi yang signifikan dapat meningkatkan resiko terjadinya bencana seperti kekeringan, kebakaran lahan, gagal panen, serta gangguan kesehatan manusia. Perubahan iklim tersebut merupakan realitas yang dihadapi hampir di berbagai belahan dunia. Pada akhirnya, dibutuhkan komitmen dan aksi nyata untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.
Sebagai komitmen untuk mengatasi persoalan perubahan iklim tersebut, Pemerintah Kabupaten Kudus telah melaksanakan Program Kampung Iklim (ProKlim) yang dituangkan dalam Instruksi Bupati Kudus Nomor : 660/2740/21.00/2019 tertanggal 17 Juni 2019 tentang Percepatan Program Kampung Iklim. Sebagai informasi, Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program berlingkup nasional yang dkembangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Terdapat empat desa di Kabupaten Kudus yang telah menjalankan Program Kampung Iklim yakni desa Loram Wetan, desa Jati Kulo, desa Gondangmanis, dan desa Tumpangkrasak. Desa-desa tersebut atas pembinaan Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Dinas PKPLH) telah menjalankan beberapa komponen utama kegiatan Program Kampung Iklim yakni tentang adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Atas dasar tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah yang memiliki komitmen penuh terhadap penanganan persoalan perubahan iklim. Dari 44 Kabupaten/Kota se-Indonesia, salah satu penerima apresiasi dan penghargaan yakni Pemerintah Kabupaten Kudus. Kudus dinilai berpartisipasi aktif dan melakukan inisiatif untuk kegiatan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Apresiasi dan penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar dan diterima oleh Plt. Bupati Kudus H.M. Hartopo di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (2/10) pagi.
Dalam sambutannya, Menteri Siti Nurbaya berujar bahwa Pemerintah Pusat telah menangani secara serius isu yang sekarang sedang viral yakni kebakaran hutan dan lahan. Pihaknya menyatakan, mitigasi bencana diupayakan menggunakan teknologi dibuktikan dengan adanya hujan buatan untuk mengguyur hutan dan lahan yang terbakar. Siti Nurbaya juga menjelaskan kejadian kebakaran hutan dan lahan tidak hanya terjadi di Indonesia, namun hampir di seluruh belahan dunia.
"Hujan yang buat Allah, kita hanya mempercepat agar hujan dapat turun cepat dengan adanya teknologi. Perlu diketahui juga, mitigasi bencana yang kita lakukan sangat cepat dan tanggap kalau dibandingkan dengan negara lain yang mengalamai permasalahan sama," ucapnya.
Selain itu, Siti Nurbaya juga mengapresiasi keterlibatan secara aktif Pemerintah Daerah dalam upaya menangani masalah perubahan iklim. Komitmen yang tinggi dari Pemerintah Daerah yang sangat orisinil dinilai sebagai kepedulian terhadap iklim. Pihaknya juga menyoroti peran serta masyarakat yang sangat antusias menyukseskan Program Kampung Iklim. "Masyarakat sangat tertarik terhadap upaya tersebut, ini menunjukkan bahwa mereka sangat ingin alam kita lestari," imbuhnya.
Ditemui usai acara penyerahan apresiasi dan penghargaan, H.M. Hartopo mengaku senang atas prestasi yang diraih Kabupaten Kudus. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Kudus memiliki semangat dan komitmen tinggi untuk mengatasi masalah perubahan iklim yang sedang terjadi. "Kami punya komitmen yang baik untuk mengatasi masalah ini. Kerja keras Dinas PKPLH dan masyarakat Kudus sangat baik dalam menjaga alam agar permasalahan ini tidak semakin berbahaya bagi kehidupan manusia," ungkapnya.