Pelajar Diajak Kritis dalam Memilah Informasi

KUDUS - Penggunaan sosial media (sosmed) di era informasi oleh generasi muda sudah sangat melekat. Selain membawa manfaat positif, sosmed juga dapat memberi dampak negatif melalui penyebaran berita bohong atau hoax. Dalam rangka membina generasi muda agar bijak dalam menggunakan sosmed dan antisipasi hoax, Dinas Kominfo Kabupaten Kudus dan Polres Kudus menggelar dialog interaktif di Aula MAN 2 Kudus, Sabtu (12/10). Acara diikuti oleh 427 peserta dari siswa kelas XI. 

Hadir sebagai narasumber, Kasat Reskrim AKP Rismanto mengatakan bahwa berita hoax biasanya dibuat demi tujuan keuntungan pribadi pembuat berita tersebut. Berita hoax juga dapat membawa dampak yang kurang lebih sama dengan fitnah, bahkan skala serta dampaknya jauh lebih besar. Karena, berita hoax sering kali dibuat untuk menjatuhkan tokoh besar, organisasi, kelompok atau golongan tertentu.

"Berita hoax atau berita palsu ini bisa menjadi salah satu pemicu munculnya perselisihan atau keributan antar teman maupun antar kelompok, antar suku, antar umat beragama dan dalam beberapa kasus ekstrim bahkan bisa menyebabkan sebuah negara hancur atau peperangan antar negara," ujarnya.

Dirinya juga menjelaskan ciri - ciri umum berita hoax menurut dewan pers. Hoax di media sosial biasanya bersumber dari pemberitaan pada media yang tidak terverifikasi, tidak berimbang, dan cenderung menyudutkan pihak tertentu. Sehingga berita hoax sering menimbulkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan. "Bermuatan fanatisme atas nama ideologi, judul, dan pengantarnya provokatif, memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta dan data," jelasnya.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kudus Kholid Seif mengungkapkan bahwa dialog interaktif mengambil tema 'bijak dalam penggunaan media sosial dan antisipasi penyebaran hoax' untuk mengajak para pelajar kritis dalam memilah informasi. Karena generasi muda sangat rawan untuk mempercayai berita yang belum jelas kebenarannya. Hal tersebut diakibatkan oleh kondisi emosional remaja yang belum stabil dan terlalu cepat membuat kesimpulan. 

"Sebagai anak bangsa harus waspada terhadap informasi yang belum terbukti kebenarannya, karena bisa mengakibatkan disintegrasi bangsa. Generasi muda harus menyadari bahwa kesatuan dan persatuan harus kita jaga demi keutuhan bangsa dan negara," tuturnya. 

Sementara itu, Kepala Sekolah MAN 2 Kudus H. Shofi mengapresiasi Dinas Kominfo Kabupaten Kudus dan Polres Kudus dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut. Dirinya menilai, peningkatan pemahaman generasi muda dalam menyaring informasi sangat diperlukan, terutama di tengah gempuran era informasi saat ini. Selain itu, pendidikan akhlak juga dapat menjadi benteng ganerasi muda untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi. "Sekolah selalu mengajarkan 5S yaitu salam, sapa, senyum, sopan, dan santun. Santun dalam bertutur kata atau dalam arti luas berkomunikasi secara bijak," jelasnya.