KUDUS - Permasalahan tentang lingkungan terus saja menjadi persoalan nasional bahkan dunia. Hal tersebut menjadi semakin vital mengingat kondisi alam yang tiap tahun semakin rusak baik karena perubahan iklim maupun rusaknya alam karena ulah tangan manusia yang tak bertanggung jawab. Maka dari itu, Focus Discussion Group (FGD) Kawasan Muria digelar untuk mencari solusi nyata mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi di Kawasan Gunung Muria.
FX. Supanji selaku Vice President Djarum Foundation telah mengamati dan terjun langsung memetakan daerah mana saja yang mengalami persoalan serius. Pihaknya mengaku, bahwa kawasan Gunung Muria utamanya Pati Ayam sangat mengkhawatirkan. Ia menemukan fakta bahwa hutan semakin gundul akibat musim kemarau yang tak kunjung usai. "Kemarin saya sampai ke Beru (kawasan Pati Ayam) ternyata tidak ada pohon dan hutan kita gundul. Ini sangat mengkhawatirkan bagi ekosistem," terangnya.
Selain itu, FX. Supanji juga mengklasifikan tiga permasalahan utama yang berada di wilayah Muria yang dihuni masyarakat Kudus, Pati, dan Jepara. Tiga persoalan tersebut yakni mata air, sampah, dan bantaran sungai. Untuk mata air, pihaknya menjelaskan jika penghijauan tak segera dilakukan maka warga akan mengalami kekurangan air bersih. Terkait sampah, pihaknya berharap agar Pemerintah Kabupaten di Kawasan Muria bersinergi. Terakhir, Sungai Gelis dinilai sebagai sumber mata air penghidupan yang harus diperbaiki. "Semua itu perlu komitmen dari kita semua dan Pemerintah Kabupaten. Kita harus sama-sama menyelamatkan alam," ungkapnya.
Sementara itu, Plt. Bupati Kudus H.M. Hartopo mengaku Pemerintah Kabupaten Kudus terus berupaya melestarikan alam yang berada di Kawasan Muria. Bahkan, upaya reboisasi hutan gundul telah dilakukan melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus. Selain itu, Peraturan Daerah tentang pengelolaan limbah sampah juga telah dilaksanakan. Meski begitu, pihaknya tetap meminta Dinas PKPLH Kudus agar terus menggenjot kinerjanya supaya persoalan sampah terselesaikan.
"Kita sudah punya Perda tentang sampah. Sampah telah menjadi masalah dan harus selalu diawasi, kalau perlu dibentuk Tim Satgas Sampah agar persoalan sampah ini terselesaikan. Untuk, Kawasan Muria yang gundul, secepatnya kita reboisasi dan bibit pohon sudah siap" terangnya.
Menanggapi Kawasan Muria menjadi gundul akibat ulah tangan oknum masyarakat yang menebang hutan secara liar, H.M. Hartopo meminta agar ada kajian dan evaluasi terlebih dahulu. Pihaknya meminta agar dicari sumber masalahnya. Jika warga melalukan penebangan kayu untuk kebutuhan memasak, maka perlu diedukasi. Jika ada oknum pengepul kayu yang melakukan tindakan tersebut melalui masyarakat sekitar, maka harus diberi sanksi. "Saya kira harus ada data lengkap terlebih dahulu apa penyebabnya warga melakukan itu. Kita harus bantu mereka untuk mencari solusi," jelasnya.
Terkait Sungai Gelis yang rencananya akan dijadikan sebagai kawasan wisata sungai, H.M. Hartopo menjelaskan bahwa proyek tersebut akan berlangsung mulai tahun 2020. Dana sebanyak 100 Miliar dari Pemerintah Pusat pun telah siap digelontorkan. Nantinya, Sungai Gelis dijadikan tempat rekreasi warga sekaligus wisata sungai seperti arung jeram dan sebagainya. "Yang jelas nanti akan mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat. Sungai Gelis, selain dimanfaatkan sebagai wisata, juga bisa sebagai area penghijauan," tutupnya.