Pemkab Kudus Kenalkan Budaya Lokal Melalui Pagelaran Busana Kudusan

Bupati Kudus : Budaya Kudusan Harus Dipatenkan 

 

KUDUS - Potensi budaya yang dimiliki Kabupaten Kudus beraneka ragam macamnya. Salah satunya berbagai macam motif pakaian adat kudusan yang belum sepenuhnya tereksplore publik. Oleh karena itu, Pemkab Kudus melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mencoba mengenalkan budaya kudusan khususnya pakaian adat melalui peragaan busana yang bertajuk pagelaran busana kudusan empat negeri. Pagelaran tersebut berlangsung meriah di Pendopo Kudus, Senin (20/12) malam. 

 

Dengan konsep fashion on the street, pagelaran busana kudusan empat negeri menampilkan berbagai busana adat kudus, diantaranya busana penganten toto kaji, busana kudusan gaya saudagar muslim dan saudagar peranakan, busana kudusan jas koko iket kudusan, dan busana kudusan caping kalo pedagang dan caping kalo berkerudung. Keempat busana Kudusan tersebut berasal dari empat budaya yang berbeda yakni, Jawa, Arab, China, dan Kolonial Belanda. 

 

Pagelaran busana kudusan tersebut dihadiri oleh Bupati Kudus H.M. Hartopo beserta istri Mawar Hartopo, Unsur Forkopimda atau yang mewakili, Para Asisten Sekda, Kepala OPD, dan tamu undangan lainya. 

 

Dalam sambutanya, Bupati Kudus mengucapkan terimakasih atas kehadiran dan antusias hadirin dalam acara Pagelaran Busana Kudusan ini. Pihaknya mempunyai anggapan bahwa ke-khas-an terutama didalam busana kudusan ini belum di eksplore secara utuh. 

 

"Maka pada acara malam ini kita sama-sama mengeksplore dan menyaksikan beberapa ke-khas-an busana kita. Saya harap dari pagelaran ini masyarakat mengetahui ternyata Kudus ini mempunyai kekayaan budaya yang begitu agung nilainya," ungkapnya. 

 

Bupati Kudus juga mengucapkan terimakasih pada seluruh komponen dan panitia acara malam ini, sehingga acara ini bisa terselenggara. 

 

"Tanpa peran bapak ibu sekalian, kami mungkin tidak bisa menyelenggarakan acara ini dengan maksimal. Sekali lagi saya selaku Bupati Kudus mengucapkan terimakasih," ucapnya. 

 

Hartopo menyebut bahwa pihaknya melalui Disbudpar perlu memperkenalkan busana adat kudusan kepada khalayak luas agar masyarakat mengetahui adat budayanya. 

 

"Ada pepatah jawa yang mengatakan 'ajining diri soko lati, ajining rogo soko busono'. Pepatah ini sangat melekat di masyarakat kita. Dari pepatah inilah mengapa saya memerintahkan kepada Dinas kebudayaan dan pariwisata untuk mengeksplore bagaimana busana kudusan itu sebenarnya, tujuanya agar masyarakat tahu asal usul kebudayaan kita," terangnya. 

 

Selain itu, Bupati Kudus meminta agar pagelaran busana kudusan sebagai salah satu budaya Kabupaten Kudus yang mengkolaborasikan empat negara dapat dipatenkan sebagai identitas budaya yang memiliki ke-khas-an tersendiri. 

 

"Malam hari ini dalam peragaan busana yang mengkolaborasikan empat negara yakni Arab, Jawa, China, dan Kolonial Belanda harus dipatenkan. Agar kudus mempunyai budaya yang khas sehingga semua orang tau kebudayaan yang identik dengan Kudus," pintanya. 

 

Tidak hanya itu, Dalam acara ini juga Bupati juga memerintahkan adanya sarasehan tentang budaya kudusan, sehingga dalam dialog sarasehan itu bisa menjadi dasar pertimbangan dalam memutuskan kebijakan Kudus kedepan. 

 

"Oleh karena itu, kami mengundang beberapa stakehokder yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan Kabupaten Kudus. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas atensi dari hadirin semua, Semoga pagelaran busana kudusan ini akan memperkaya referensi kita," pungkasnya. (*)