KUDUS - Pengelolaan hutan harus memperhatikan faktor kelestarian lingkungan. Jika tidak diperhatikan, maka ancaman hilangnya hutan sebagai penopang kehidupan manusia akan semakin nyata. Contoh kecil nyata yang saat ini terjadi adalah hutan tropis di pegunungan muria. Saat ini kondisi hutan di gunung muria terbilang memprihatinkan karena banyaknya eksploitasi yang mengakibatkan terancamnya ekosistem alam.
Oleh karena itu PT. Djarum melalui Vice Presiden Djarum Foundation F.X. Supanji mengajak peran serta seluruh masyarakat dari hulu sampai hilir wilayah gunung muria untuk bertanggung jawab atas kelestarian sumber daya alam terutama pemanfaatan air untuk kelangsungan ekosistem. Mengingat wilayah gunung muria terbagi menjadi 3 wilayah, yaitu Kabupaten Kudus, Pati, dan Jepara, maka diharapkan sinergitas ke3 wilayah tersebut agar terjalin kerjasama dalam hal pelestarian lingkungan.
“Kita semua harus sadar dan memperhatikan keadaan alam yang terjadi saat ini,dimana banyak berkurangnya sumber air dalam tanah akibat perambahan hutan yang notabenya sebagai serapan cadangan air. Eksploitasi air secara besar-besaran dan liar tanpa memperhatihan keseimbangan alam, yang terjadi tentunya sangat menghawatirkan bagi keberlangsungan ekosistem hayati. Sebagai contoh waktu saya kecil, air terjun montel mengalir deras. Namun saat ini volume airnya sudah semakin berkurang akibat berbagai faktor diantaranya termasuk eksploitasi air secara berlebihan. Oleh karena itu, Pihak Djarum Foundation bermaksud menggandeng pemerintahan diwilayah gunung muria yang meliputi 3 kabupaten tersebut untuk menghimbau dan mengajak masyarakatnya agar peduli lingkungan bersama demi keberlangsungan ekosistem hayati,” terangnya.
H.M Hartopo yang mewakili Kabupaten Kudus dalam rapat koordinasi antar wilayah tersebut menjelaskan tentang bagaimana cara agar kelestarian lingkungan kawasan hutan gunung muria agar tetap lestari. “Memang diperlukan sinergitas antar wilayah dalam pelestarian lingkungan terutamanya hutan di wilayah pegunungan muria. Diharapkan pemerintah setempat aktif memberikan edukasi kepada masyarakat, contohnya penghijauan. Peran serta masyarakat perlu dilibatkan dari mulai yang berada di hulu sampai dengan hilir. Diharapkan dengan tumbuhnya kesadaran bersama, permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini dapat terselesaikan.”
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Pati-Saiful Arifin mengaku sepakat jika sinergitas adalah hal utama yang harus terjalin bersama, mengingat pegunungan muria berada dalam 3 wilayah kabupaten. ” Apalagi kita mendapat support dari Djarum foundation yang sangat memperdulikan kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Sokhib, perwakilan Perkumpulan Masyarakat Pelindung Hutan (PMPH) menjelaskan bahwa wilayah gunung muria memiliki potensi flora dan fauna yang masih banyak dan tebilang lengkap dengan munculnya spesies yang dianggap baru dalam dunia penelitian. Oleh karena itu pihaknya berharap agar kedepan kita semua selalu menjaga Hutan utamanya dikawasan gunung muria demi kelangsungan ekosistem yang terdapat didalamnya.
“Hutan kita di kawasan gunung muria terbilang salah satu kawasan dengan ekosistem dan rantai makanan yang masih lengkap di Indonesia, Sebagai contoh adalah keberadaan berbagai spesies yang dikategorikan langka seperti keberadaan 13 jenis masan tutul yang terdapat digunung muria. Selain itu cicak batu adalah sejenis reptile baru yang ditemukan di kawasan muria. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menjaga kelestarian hayati demi keberlangsungan kehidupan semua mahluk hidup didalamnya, ” pungkasnya.