KUDUS - Memang tidak mudah menggelola sampah rumahan, namun hal tersebut sebenamya bisa dilakukan dengan sederhana, yakni melakukan pemilahan antara sampah organik dan nonorganik. Cam - cara itulah diadopsi oleh Bhayangkari Kudus untuk diajarkan kepada anak - anak usia dini supaya mereka bisa melakukan pengelolaan sampah.
"Pada kesempatan kali ini kami mengajak sejumlah anak - anak TK Yayasan Kemala Bhayangkari 44 Rendeng ke salah satu tempat kerajinan barang barang dari daur ulang sampah di RT III RW II, Dukuh Krajan. Desa Jati Kulon," kata Ketua Bhayangkari Kudus, Putri Saptono, kemarin.
Program ini dinilai positif karena secara langsung bisa mengajarkan anak untuk bisa mengelola sampah dengan cara daur ulang. Bahkan sampah yang sudah di daur ulang menjadi barang - barang yang berguna dan bernilai ekonomis.
Keuntungan lainnya, tentunya menjaga kelangsungang lingkungan hidup agar lingkungan tetap bersih dan sehat.
Kegiatan itudalam satu rangkaian dengan Hari Peduli Sampah Nasional untuk menekan penggunaan plastik.
"Karena plastik paling sulit hancur, oleh karena itu kami memberikan contoh untuk mendaur ulang dengan paguyuban pengelolaan sampah di Desa Jati Kulon saat ini," paparnya
Mengenai hasil daur ulang sampah bisa dibuat apa, dia menjelaskan, tentunya barang -barang yang bisa digunakan untuk menunjang kebutuhan hidup seperti tas, dompet, kemudian beberapa aksesoris lainnya.
"Kami juga tanamkan hal ini kepada para anggota Bhayangkari Kudus, ini dimaksudkan agar juga bisa ditularkan pada masyarakat di lingkungan mereka tinggal," jelasnya.
Pihaknya juga berharap kegiatan ini terus berkelanjutan, agar masyarakat bisa benar - benar menyadari agar pengelolaan sampah itu penting.
"Kami tidak akan berhenti melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah," terangnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala Desa Jati Kulon, Sugeng Prasetya menyambut baik karena ini merupakan kegiatan positif. Dan berharap bisa terus berkelanjutan.