Komitmen Turunkan AKB dan AKI, Bupati : Evaluasi Menyeluruh

KUDUS - Pandemi memberikan dampak di berbagai sektor, salah satunya peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Pada 2021, AKI dan AKB di Kabupaten Kudus lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Bupati Kudus berkomitmen untuk menurunkan kasus kematian ibu dan bayi. Pihaknya meminta Dinas Kesehatan Kudus beserta dinas terkait bekerjasama melaksanakan evaluasi. Hal tersebut disampaikannya dalam pertemuan lintas program/lintas sektor di Pendopo Kabupaten Kudus, Selasa (12/10).

 

Pihaknya mengajak tim pengarah, tim teknis, dan tim sekretariat bersama-sama bersinergi menganalisis penyebab kenaikan AKB dan AKI. Seperti yang diketahui, kasus AKI di Kudus pada 2021 ada 21 dan AKB ada 60. Komunikasi harus dijalin secara intensif dan tidak berakhir sebagai seremonial belaka. Mulai dari dokter hingga bidan desa harus diajak bekerja sama aktif agar dapat menemukan solusi yang tepat. Hartopo yakin, apabila dikerjakan bersama target segera tercapai.

 

"Kalau permasalahan ini hanya dikerjakan sendiri tentu saja tidak bisa selesai. Perlu adanya sinergitas, dan intens validasi data. Saya yakin adanya gotong royong dan kerja nyata, kita segera bisa menurunkan AKI AKB," ucapnya.

 

Hartopo pun menyoroti ketersediaan ruang bersalin bagi ibu penderita Covid-19 dan non penderita saat kasus Covid-19 melonjak. Saat meninjau dulu, pihaknya menemukan ruang bersalin telah penuh di semua rumah sakit. Sehingga, ibu yang mau melahirkan kesulitan mendapatkan penanganan terbaik. Kala angka kasus di Kudus tinggi, ada kecenderungan para ibu tidak berani membawa anak-anak ke rumah sakit kalau tidak benar-benar sakit parah. Kejadian tersebut ikut menyumbang angka kematian bayi yang tinggi di Kudus. Setelah pertemuan ini, pihaknya meminta bidan desa bisa dilibatkan untuk pemantauan intensif dimulai dari ibu hamil.

 

"Bidan desa dan penyuluh bisa lebih mengintensifkan pemantauan mencegah kematian ibu dan bayi. Pemantauan para ibu dan anak bisa dimulai saat setelah menikah, atau saat hamil sehingga kondisi dan gizinya bisa selalu diawasi," ucapnya. (*)