Ajang 'Ngalap Berkah' dan Napak Tilas Perjuangan Sunan Kudus

KUDUS - Tumpah ruah. Itulah suasana kirab punden dan belik dalam rangka Ta'sis Menara atau Hari Jadi Menara Kudus ke-488. Kirab diikuti sebanyak 197 perwakilan punden dan belik se-Kabupaten Kudus. Kirab ini dimulai dari Pendapa Kabupaten dan berakhir di depan Menara Kudus. 

 

Sebagai bentuk dukungan akan kelestarian budaya di Kota Kretek, Bupati Kudus Hartopo dengan penuh semangat melepas kirab tersebut di Halaman Pendapa Kabupaten Kudus, Minggu (5/2) siang. 

 

Bupati mengatakan, Ta'sis Menara Kudus ke-488 merupakan momentum untuk 'ngalap' berkah perjuangan panjang Sunan Kudus dalam mensyiarkan Islam. Oleh sebab itu, napak tilas perjuangan Syekh Ja'far Shodiq harus dilestarikan dan dibumikan.

 

"Acara ini merupakan rangkaian Hari Jadi Menara Kudus ke-488. Kita sebagai generasi penerus sesepuh Kudus harus 'nguri-uri' budaya sekaligus napak tilas Kangjeng Sunan Kudus," ungkapnya.

 

Selain itu, bupati Hartopo mengapresiasi penyelenggara karena adanya kegiatan tahunan ini bisa mempererat tali silaturahmi. Bagaimana tidak, ratusan pengurus belik maupun punden dapat berkumpul dan memeriahkan kirab.

 

"Ini yang ikut baru 197 perwakilan, setengah kekuatan, kata Jalil. Bagaimana kalau semuanya yang sekitar 400-an lebih bisa kumpul. Tentu menjadi ajang silaturahmi yang luar biasa," tambahnya.

 

Terakhir, bupati menaruh harapan besar agar acara Ta'sis Menara ini tiap tahun makin meriah. Selain bisa membangkitkan kebanggaan warga masyarakat Kudus akan budaya dan adat istiadat, gelaran ini bisa menjadi ikon wisata Kabupaten Kudus yang tentunya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

 

"Saya acungi jempol untuk mas Jalil karena ini bisa menjadi ikon wisata budaya di Kudus," pungkasnya.

 

Ketua Penyelenggara Kirab Punden dan Belik Abdul Jalil menjabarkan, peringatan Ta’sis Menara Kudus akan menjadi agenda tahunan selain prosesi Buka Luwur yang digelar tiap bulan Muharram. Ta’sis atau proses berdirinya Menara Kudus, ditunjukkan melalui artefak candra sengkala yang ada di dalam masjid yang disimpulkan jatuh pada 19 Rajab tahun 956 H.

 

"Kirab punden dan belik yang biasa kita sebut kirab Banyu Panguripan ini menjadi salah satu kirab selain prosesi Buka Luwur. Yakni, dalam rangka Hari Jadi (Ta'sis) Menara Kudus yang jatuh pada 19 Rajab," jelasnya.

 

Armanto, salah seorang peserta kirab, mengaku bahagia bisa mengikuti kegiatan rangkaian Ta'sis Menara. Terlebih, ia dipercaya untuk membawa air dari Belik Suro yang ada di desa Padurenan, kecamatan Gebog.

 

"Rasanya senang, bisa dipercaya membawa air dari Belik Suro dan bisa menampilkan di depan Pak Bupati," tuturnya. (*)