KUDUS - Sesuai topografi wilayah Kabupaten Kudus, bencana banjir, tanah longsor hingga angin puting beliung dan kebakaran dapat terjadi di beberapa kecamatan. Karenanya, memasuki musim hujan, segala bentuk antisipasi bencana perlu dilakukan. Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Kudus M. Hasan Chabibie saat menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana di Alun-Alun Simpang Tujuh, Kamis (21/11/2024).
Menurutnya, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana harus diantisipasi secara maksimal baik dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, logistik, dan perlengkapan lainnya. Berkaca pada pengalaman awal tahun 2024, di mana terjadi bencana banjir di perbatasan Kudus-Demak, ia yakin segenap relawan punya kemampuan dan pengalaman yang cukup.
"Kita ingat bencana banjir besar awal tahun ini, saya, kok, rasanya haqqul yaqin kalau teman-teman relawan ini punya kapasitas dan kapabilitas serta pengalaman yang mumpuni menghadapi kondisi bencana dan apa saja langkah yang harus dilakukan. Mereka ini, kan, tangguh," jelasnya.
Lebih lanjut, Hasan menyoroti kecepatan dan ketepatan dalam hal koordinasi amat sangat dibutuhkan dan menjadi kunci dalam mitigasi bencana. Tidak mungkin penanggulangan bencana bisa dilakukan Pemerintah Kabupaten Kudus sendiri, maka ia mengajak seluruh elemen di Kota Kretek bersinergi dan kompak saat terjadi bencana.
"Kekompakan antarelemen ini amat penting, maka kita harus mengedepankan sikap kolaboratif dengan semua elemen yang ada di Kabupaten Kudus. Dengan begitu, penanggulangan bencana bisa dilakukan secara maksimal," imbuhnya.
Guna memaksimalkan peran masyarakat, Hasan menyerukan pengaktifan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) yang dapat dijadikan sebagai alat deteksi dini kebencanaan. Selain merupakan kearifan lokal, Siskamling bisa menjadi corong informasi yang dapat menjangkau masyarakat secara cepat dan dekat.
"Kita punya kearifan lokal, yakni Siskamling. Apabila ini digalakkan lagi, tentunya tingkat kesiapsiagaan terhadap bencana semakin komplet," terangnya.
Terakhir, Pj bupati menggemakan setiap desa di Kabupaten Kudus dapat menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana) sehingga masyarakat di lapisan paling bawah paham apa saja yang bisa dilakukan apabila terjadi bencana.
"Saat ini, baru setengah dari jumlah desa di Kudus yang menjadi bagian dari Destana, harapannya desa-desa lainnya yang mungkin saja di daerahnya bisa saja terjadi bencana untuk segera bergabung," pungkasnya.
Usai apel yang diikuti anggota TNI/Polri, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dan segenap relawan kebencanaan , Pj bupati bersama perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kudus, Sekretaris Daerah Revlisianto Subekti, dan segenap pimpinan OPD meninjau kesiapsiagaan peralatan dan kendaraan. (*)