Semarang – Perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi prioritas dalam pemerintahan Presiden RI Joko Widodo pada periode kedua. Sejalan dengan kebijakan presiden, Plt. Bupati Kudus H.M. Hartopo telah memprogramkan peningkatan kualitas SDM melalui program 500 pelatihan wirausahawan per tahun dan sekolah vokasi sejak beberapa waktu lalu. Hal tersebut disampaikan dalam Panggung Civil Society bersama Radio Idola Semarang dengan topik Prospek Pembangunan SDM bagi Pertumbuhan Ekonomi di era Revolusi Industri 4.0. di HCI Convention, Rabu (20/11).
Program 500 wirausahawan setiap tahun merupakan salah satu usaha Pemkab Kudus meningkatkan keterampilan warga usia produktif di Kudus. Mereka dibekali pelatihan, pemasaran dan manajerial untuk selanjutnya didampingi dan diberi modal. Hasilnya, saat ini telah banyak UMKM yang ikut menumbuhkan roda ekonomi di Kabupaten Kudus. Beberapa dari UMKM bahkan mengangkat kearifan lokal Kudus yakni Kopi Muria. Untuk menggalakkan promosi, H.M. Hartopo menginstruksikan kantor pemerintah menyediakan camilan khas Kudus dan Kopi Muria. "UMKM di Kudus berkembang sangat cepat. Salah satu yang sedang kita dorong pemasarannya adalah Kopi Muria. Semoga nanti kopi muria terkenal hingga manca negara," ucapnya.
Pemerintah Kabupaten Kudus juga menggandeng pihak swasta untuk meningkatkan kualitas sekolah vokasi di SMK-SMK Kabupaten Kudus. Efeknya, para siswa lulusan SMK vokasi telah dipesan oleh berbagai industri di berbagai wilayah Indonesia. Kerjasama tersebut merupakan wujud kepedulian Pemkab Kudus terhadap peningkatan kualitas masyarakat dan menghasilkan pribadi yang produktif. "Pihak swasta seperti Djarum foundation telah membantu Pemkab Kudus dalam meningkatkan kualitas siswa-siswa sehingga dapat bekerja atau membuka lapangan pekerjaan ketika lulus," ucapnya.
Selain itu, Pemkab Kudus sedang gencar membuka peluang investor berinvestasi di Kudus. Lingkungan masyarakat yang kondusif didukung lokasi yang strategis menjadi daya pikat Kudus terhadap investor. Saat ini, Pemkab sedang mengurus aturan tataruang agar lahan investasi bertambah. Semua itu dilakukan agar masyarakat usia produktif yang mempunyai kemampuan dapat bekerja di Kudus karena memiliki beberapa pilihan industri.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bappeda Kudus Sudjatmiko. Para siswa yang lulus dari SMK vokasi kerjasama dengan Djarum hanya 10 persen yang bekerja di Kudus. Lainnya sudah dipesan oleh investor. Oleh karena itu kesempatan investor membuka industri di Kudus sangat terbuka lebar. Pihaknya juga menyebut angka kemiskinan di Kudus dalam tren menurun. Hal tersebut salah satunya dikarenakan maraknya pertumbuhan UMKM yang memberdayakan masyarakat sekitarnya. "Situasi kondisi di Kudus sangat lengkap. Lokasi strategis, tenaga kerja melimpah, ditambah Kabupaten Kudus selalu aman dan kondusif," ucapnya.
Pengamat Ekonomi Unika Soegijapranata Semarang Prof. Dr. Andreas Lako melihat Kudus sebagai Kota yang sangat seksi dan unik. Pihaknya menyebut Kudus adalah kota kecil yang berkontribusi banyak terhadap ekonomi Jateng. Bahkan, masuk dalam jajaran tiga terbaik se-Jateng dan 20 besar terbaik se-Indonesia. "Kalau bicara ekonomi di Jateng, tak akan lepas dari Kabupaten Kudus," ungkapnya.
"Tantangan ke depan Kabupaten Kudus harus mampu membuka lebih banyak data-data pemerintah untuk keterbukaan informasi. Selain itu, sekolah vokasi Kudus yang berkualitas dapat dijadikan sebagai ajang promosi agar menarik calon murid luar daerah," terangnya.