Peran Orangtua Bimbing Anak Kunci Turunkan Angka Pernikahan Dini

 

KUDUS -  Selama masa pandemi, angka pernikahan dini di Kabupaten Kudus meningkat. Fenomena tersebut menjadi perhatian tersendiri bagi Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kudus Mawar Hartopo. Pihaknya menyampaikan orang tua memegang peranan penting untuk membimbing anak. Hal tersebut diungkapkan kala menghadiri Rakor Forum Keadilan Kesetaraan Gender (FKKG) Kabupaten Kudus Tahun 2021 di Dinas Sosial P3AP2KB Kudus, Kamis (4/3). 


Mawar menyayangkan masih banyaknya pernikahan dini yang terjadi di masyarakat. Apapun alasannya, pernikahan dini tidak seharusnya dilaksanakan. Pasalnya, pernikahan dini dapat berdampak pada sisi psikologi maupun kesehatan anak. Oleh karena itu, bimbingan orang tua menjadi salah satu fondasi untuk mencegah terjadinya pernikahan anak di bawah umur.

"Masih banyaknya pernikahan dini ini sangat memprihatinkan ya. Di sini, orangtua memegang peranan penting agar itu tak terjadi," ucapnya.

Pihaknya memaparkan orangtua harus berupaya selalu perhatian terhadap anak. Perhatian kecil seperti pertanyaan 'mau pergi kemana?' dan 'pergi dengan siapa?' harus selalu dilakukan. Perlakuan tersebut selain sebagai kontrol terhadap anak juga membuat anak merasa diperhatikan. Mawar Hartopo juga meminta para orang tua selalu membangun komunikasi yang baik dengan sang anak. 

"Meskipun hanya pergi sebentar, anak harus selalu ditanya mau pergi kemana dan dengan siapa. Saya pun begitu, meskipun sedang berada di luar kota, saya sering menelpon atau video call mereka dan bertanya sedang dimana nih," paparnya.

Anak-anak juga perlu dibekali pendidikan seks sebelum usia remaja. Agar anak memahami bagaimana cara bergaul dengan teman dan sahabat dapat diketahui anak sejak dini. Apalagi, di era globalisasi, anak-anak cenderung memahami konsep pacaran lebih cepat dibanding jaman dahulu. Akses internet yang semakin mudah juga menjadi faktor anak-anak cenderung mengenal topik terkait seksual lebih cepat dibanding anak jaman dahulu.

"Saat ini anak-anak SD saja sudah paham pacaran. Jadi pendidikan seks harus disampaikan sebelum usia remaja,"paparnya.(*)