Omicron Meluas, Bupati Tak Ingin Kudus Kecolongan

Tinjau Ruang Isolasi RSUD dr. Loekmono Hadi, Bupati Pastikan Penanganan Covid-19 Optimal

 

KUDUS - Sebagai salah satu rumah sakit rujukan lini pertama Covid-19, RSUD dr. Loekmono Hadi diminta siaga untuk penanganan Covid-19. Hal tersebut diungkapkan Bupati Kudus Hartopo didampingi Pelaksana harian (Plh.) Kepala Dinas Kesehatan Kudus dr. Andini Aridewi saat meninjau ruang Isolasi RSUD pada Senin, (24/1).

 

Meninjau ruang isolasi, RSUD dr. Loekmono Hadi dinilai telah siap menghadapi Covid-19 varian Omicron. Tercatat ada 10 ruang ICU khusus Covid-19 yang disiagakan. Jika membutuhkan lebih, RSUD telah menyiapkan 6 ruangan tambahan. Ruang perawatan sejumlah 51 ruang pun dapat dimaksimalkan menjadi ratusan. Berbagai alat kesehatan juga dalam keadaan layak pakai dan dapat digunakan sewaktu-waktu. Meskipun persiapan telah baik, Hartopo mengingatkan agar RSUD tetap merencanakan skenario terburuk agar penanganan optimal.

 

"Semua ruang isolasi baik perawatan maupun ICU dalam kondisi bagus. Jadi kalau ada pasien bisa langsung digunakan," ucapnya.

 

Sementara itu, bangunan karantina terpusat di eks-Akbid Kudus pun telah siap. Tempat karantina dapat menampung 96 orang dengan fasilitas yang memadai. Ketersediaan oksigen juga dipastikan aman. 

 

"Fasilitas ruang karantina bagus dan tabung oksigen juga tersedia banyak," paparnya.

 

Hartopo menuturkan tidak mau kecolongan seperti lonjakan Covid-19 varian Delta. Oleh karena itu, pihaknya terus memonitor penerapan protokol kesehatan dan kesiapan di rumah sakit. Tes PCR masyarakat umum pun telah dilakukan sampai dengan 200 tes per hari. Namun, sampai saat ini belum ditemukan adanya kasus positif Covid-19 Omicron.

 

"Ini merupakan kabar gembira bahwa belum ada kasus terdeteksi Omicron di Kudus. Kita juga pengennya landai terus. Tapi kita mengantisipasi dengan tes PCR setiap hari. Saat ini hanya ada 1 pasien yang statusnya suspect" ungkapnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya meminta agar hasil tes PCR diuapayakan diketahui lebih cepat. Sehingga meminimalisir penyebaran Covid-19. Terkait alat PCR milik Dinkes Kudus yang dapat mengetahui hasil hanya dalam 4 jam, sampai saat ini masih dalam assesment di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Adanya satu unit alat PCR tambahan tersebut diharapkan dapat mendeteksi lebih cepat. 

 

"Alat PCR nya masih tahap assesment di provinsi. Nanti bisa mendeteksi Covid-19 lebih cepat," pungkasnya. (*)