Bupati Hartopo : Ilmu Falak Perlu Dikembangkan Karena Masih Langka
KUDUS - Wisuda Perdana Takhashush Ilmu Falak Ma'had Aly Tasywiqut Tullab Salafiyah (TBS) Kudus berlangsung secara khidmat di kompleks Gedung Serba Guna (GSG) TBS Kudus, Kamis (15/9) pagi. Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Kudus H.M. Hartopo, Romo KH. Ulin Nuha Arwani, Romo KH. Ulil Albab Arwani, Pengurus Yayasan TBS, OPD terkait, unsur forkopimcam, serta undangan lainnya.
Bupati Kudus Hartopo memberikan selamat serta apresiasinya atas penyelenggaraan prosesi Wisuda Perdana Takhashush Ilmu Falak Ma'had Aly Tasywiqut Tullab Salafiyah (TBS) Kudus.
"Atas nama Pemkab Kudus saya ucapkan selamat atas wisuda perdana ini. Semoga ke depan dalam pendidikan di TBS ini tambah maju. Santri dapat naik kelas internasional, tak hanya regional dalam menguasai Ilmu Falak," harapnya.
Menurutnya, Ilmu Falak masih langka di zaman ini. Oleh karena itu, ilmu tersebut perlu dikembangkan di sekolah dengan jurusan tertentu karena tak semua orang mampu menguasai tentang Ilmu Falak.
"Ilmu Falak adalah ilmu langka, belum semua sekolah ada jurusan ini. Ini adalah ilmu yang mempelajari benda langit, juga ilmu yang mempelajari perhitungan waktu. Tak semua orang bisa menguasai, hanya orang yang memiliki IQ yang jenius yang mampu belajar ilmu ini," katanya.
Dengan mempelajari Ilmu Falak, dirinya menyebut banyak hal yang bisa didapatkan, antara lain dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Sang Pencipta.
"Otomatis akan menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah. Karena kita dapat mengetahui dan mengakui ciptaan-Nya yang sangat luar biasa," ungkapnya.
Naib Mudir Ma’had Aly TBS Kudus, Chirzil Ala S.Pd.I, M.Pd. dalam laporannya menyampaikan, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mudir Ma’had Aly li Ilmil Falak TBS Kudus Nomor 15/MA-TBS/T.6/IX/2022 tertanggal 12 September 2012, lulusan wisudawan I ini sebanyak 12 wisudawan.
“Ada sebanyak 12 santri yang diwisuda, terdapat 1 wisudawan terbaik yaitu Iseh Sulaiman Rois, wisudawan asal Desa Telukwetan, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara,” jelasnya.
Sementara itu, KH. M. Ulil Albab Arwani, ketua Yayasan TBS Kudus menjelaskan, bahwa yayasan yang dipimpinnya mengelola jenjang pendidikan yang cukup lengkap. Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (MI dan SD Putri), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan SMA (Unggulan) TBS Keramat.
“Dan sejak 2018, Yayasan TBS Kudus melalui salah satu unit pendidikan yang dikelola (Pondok Ath-Thullab), memperoleh izin pendirian (SK) dari Kementerian Agama (Kemenag) Nomor 972 Tahun 2018 Tentang Izin Pendirian Ma'had Aly Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus dengan takhashush Ilmu Falak,” tuturnya.
Disampaikannya, dalam catatan sejarah TBS, banyak tokoh-tokoh berpengaruh dalam bidang ilmu falak.
“Di antara pakar Falak dari TBS yang dikenal masyarakat luas yaitu KH. Abdul Djalil Hamid, KH. Turaichan Adjhuri, KH. Noor Ahmad, dan ketua Lembaga Falakiyah PBNU saat ini, KH. Sirril Wafa,” tandasnya. (*)