Konferensi PAUD Angkat Pembelajaran Inovatif dalam Era Industri 4.0

KUDUS - Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat berperan penting dalam upaya membentuk SDM unggul di masa depan. Diperlukan langkah strategis yang dalam menciptakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam Era Revolusi Industri 4.0. Dalam rangka menghasilkan ide-ide tersebut, diselenggarakanlah konferensi PAUD Kudus di gedung Pusat Belajar Guru (PBG), Selasa (26/11). Konferensi dihadiri oleh Bunda PAUD Kabupaten Kudus Hj. Mawar Hartopo beserta TP PKK Kabupaten Kudus.

Mawar Hartopo mengatakan bahwa usia dini merupakan masa keemasan sekaligus periode yang sangat kritis dalam tahap perkembangan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, bahkan sejak dalam kandungan sangat menentukan derajat dan kualitas kesehatan, intelegensi, kematangan emosional, dan produktivitas manusia pada tahap berikutnya. Sehingga, pengembangan anak usia dini merupakan investasi sumber daya manusia yang sangat penting demi terwujudnya Indonesia Maju.

Keberadaan PAUD sebagai jenjang pendidikan sebelum masuk ke pendidikan sekolah dasar, merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun. Pemberian pendidikan dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal maupun nonformal. 

"Konsep bermain dan belajar yang seharusnya membentuk murid PAUD untuk mengenalkan cara berkolaborasi, cara menemukan kreativitas, cinta sekolah dan cinta belajar merupakan tahapan-tahapan yang penting dalam pembelajaran PAUD. Sesuai tema yang diangkat pada konferensi ini yaitu Menyiapkan Generasi Industri 4.0 melalui praktik inovatif pembelajaran berbasis bermain," kata Mawar Hartopo.

PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada arah pertumbuhan dan enam perkembangan pada anak, yaitu agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan berdasarkan kelompok usia. Hal itu sesuai dengan Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD. Oleh karena itu, Mawar Hartopo sangat mengapresasi seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan konferensi PAUD.

"Saya mengapresiasi kolaborasi yang telah dilaksanakan oleh pendidik PAUD dengan Pusat Belajar Guru dalam acara konferensi hari ini. Melalui konfersi ini diharapkan menghasilkan pendidik-pendidik yang kreatif dan inovatif serta senantiasa mengembangkan strategi peningkatan kualitas PAUD," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah, Djajeng Baskoro, sangat mengapresiasi kegiatan konferensi yang pertama kalinya digelar di Kudus. Dia berpesan kepada para Guru PAUD untuk terus mengembangkan metode pendidikan PAUD yang menarik, sehingga peserta didik tidak bosan dan senang mengikuti kegiatan belajar. Dia menyebut, cakupan PAUD tidak hanya terfokus pada anak usia dini itu sendiri, tatapi juga meliputi lingkup keluarga dan lingkungan sekolah. "Program PAUD tidak akan berhasil jika hanya fokus pada anak usia dini saja, maka juga diperlukan pendidikan parenting untuk orang tua," pesannya.

Konferensi yang didukung oleh Kuark Internasional tersebut menghadirkan narasumber dari CCTL UTB Brunei Darussalam, Nena Padilla-Valdez. Nena menyampaikan materi tentang langkah guru PAUD dalam membuat pembelajaran berbasis bermain sambil belajar. Dirinya menjelaskan enam kunci dalam ECD (Early Childhood Development) yang dapat dijadikan acuan para guru PAUD. Enam kunci tersebut meliputi pemahaman guru PAUD mulai dari tujuan pembelajaran hingga beradaptasi dengan metode pembelajaran sesuai perkembangan zaman. "First, redefine the purpose of ECD, make the school a makerspace, use a continuum of play-based learning, embrace STEAM pracices, adopt continuous quality improvement a routine, and adapt to lifelong learning models," sebutnya.