KUDUS - Pandemi virus Covid-19 telah merebak di Indonesia. Bahkan, dalam sepekan terakhir terjadi lonjakan data terkait Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Di Kudus, kategori orang atau pasien dalam wilayah, terdapat ODP sebanyak 48 orang dan PDP 7 orang. Sementara, kategori luar wilayah, terdapat ODP sebanyak 36 orang dan PDP sebanyak 6 orang. Data tersebut merupakan data terbaru yang terungkap saat Rapat Evaluasi Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Virus Covid-19 di Command Center, Senin (23/3).
Plt. Bupati Kudus Hartopo mengaku, saat ini tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 telah bekerja secara konkret. Namun, pihaknya meminta tim tersebut untuk memaksimalkan peran camat dan kepala desa/lurah. Artinya, masyarakat harus diedukasi tentang bahaya dan antisipasi virus Covid-19. "Setelah hampir seminggu terbentuk, saya kira tim Gugus Tugas telah bekerja secara konkret. Untuk lebih memaksimalkan upaya pencegahan, para camat, kepala desa, dan lurah untuk edukasi ke masyarakat," katanya.
Selain itu, Hartopo juga menyoroti terbatasnya Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus dan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Kudus harus bersinergi untuk pengadaan APD. Jika beberapa waktu yang lalu sempat tersiar kabar adanya APD yang kurang memenuhi syarat, Hartopo menyarankan agar APD tersebut tetap dibeli. Namun, setelah dibeli harus disesuaikan dengan standar yang berlaku. Hal tersebut perlu dilakukan karena saat ini stok APD jumlahnya terbatas.
"APD jumlahnya terbatas, daripada menunggu pembuatan yang memakan waktu lama, alangkah baiknya APD yang tersedia di pasaran tetap dibeli. Untuk memenuhi standar keamanan maupun medis, perlu dilakukan kajian serta pengecekan lebih lanjut agar APD layak untuk petugas medis," imbuhnya.
Tak hanya itu, Plt. Bupati Kudus juga meminta seluruh rumah sakit di Kudus untuk menyediakan Ruang Isolasi Khusus. Hartopo kembali mengingatkan, ditengah masa genting seperti ini, rumah sakit tak hanya berburu soal ekonomi saja. Namun, keselamatan warga Kudus harus dinomorsatukan. "Sudah saatnya kita berbicara tentang kemanusiaan, kami imbau agar rumah sakit tidak hanya sekadar berburu ekonomi semata. Warga Kudus harus bisa selamat," tegasnya.
Terkait dengan kepulangan warga Kudus yang bekerja di Jabodetabek, Hartopo meminta Dinas Perhubungan Kudus untuk berkoordinasi dengan perusahaan maupun agen bus. Pihaknya berharap, protokol kesehatan, seperti pengecekan suhu tubuh, penyemprotan disinfektan, dan pengenalan gejala virus Covid-19 dapat dijalankan. Hal tersebut untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19 di Kudus. Jika tak ada aral melintang, protokol kesehatan tersebut akan dijalankan di tempat transit, diantaranya di Terminal Kargo maupun Terminal Induk Jati.
"Saya minta Dishub untuk bisa koordinasi dengan perusahaan maupun agen bus. Dalam hal ini, terkait pemulangan warga Kudus yang kerja di Jabodetabek. Sejak keberangkatan dari Jakarta dan setibanya di Kudus, protokol kesehatan harus dijalankan. Ini semua untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Kudus," terangnya.
Sementara itu, berdekatan dengan kegiatan kebudayaan atau tradisi di Kudus yakni Dhandangan dan Kupatan Kanjeng Sunan Muria, Hartopo punya keputusan berbeda. Untuk Dhandangan yang biasanya digelar menjelang puasa dan diselenggarakan di sepanjang jalan Sunan Kudus sementara ditiadakan untuk tahun 2020. Namun, untuk tradisi Kupatan Kanjeng Sunan Muria usai lebaran, pihaknya masih akan mengkaji lebih lanjut.
"Untuk tradisi Dhandangan, tahun ini sementara kita tiadakan. Biasanya dhandangan banyak pengunjung dari dalam dan luar daerah. Kalau tradisi Kupatan kita kaji lebih lanjut, mengingat waktunya masih setelah lebaran," katanya.
Tak hanya membahas persoalan diatas, Hartopo juga meminta bantuan dari Polres Kudus untuk mengimbau warga agar tidak berkerumun atau menyelenggarakan kegiatan yang mengundang massa. Bahkan, mulai hari ini Senin (23/3), Polres Kudus diminta menyisir dan membubarkan kerumunan warga. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat mengetahui tentang bahaya virus Covid-19. "Sebagai langkah pencegaha, saya minta bantuan pak Kapolres untuk bisa menyisir dan membubarkan kerumunan warga. Kalau bisa juga diberikan edukasi tentang bahaya virus ini," pungkasnya.