Gencar Test PCR di Sekolah, Bupati : Antisipasi Penyebaran Covid-19

KUDUS - Guna memastikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah berlangsung aman, Pemerintah Kabupaten Kudus gencar melaksanakan tes PCR. Hal tersebut disampaikan Bupati Kudus Hartopo saat meninjau testing di SD 1 Temulus, Jum'at (14/1). Rencananya, testing dilakukan di semua sekolah mulai jenjang SD sampai dengan SMA sederajat.

 

Meskipun saat ini kasus aktif Covid-19 di Kudus landai, testing akan dilakukan setiap hari. Sehingga, potensi adanya kasus dapat dideteksi sejak dini. Pihaknya menyampaikan tes PCR dilakukan kepada 10 persen jumlah sasaran di satu sekolah. Ditargetkan, per hari dilakukan 150 sampai dengan 200 tes. 

 

"Testing dilakukan untuk antisipasi, jangan sampai kasus Covid-19 di Kudus yang sudah landai ada satu OTG yang tidak terdeteksi lalu terjadi klaster," paparnya.

 

Apabila ada kasus positif di sekolah, maka pihaknya akan segera menindaklanjuti. Orang yang terkonfirmasi positif akan dikarantina dan dilakukan tracing. Oleh karena itu, sekolah perlu menyiapkan ruang karantina khusus apabila ditemukan siswa atau guru yang tertular Covid-19. 

 

"Kalau ada yang konfirmasi positif ya harus dikarantina dan dilakukan tracing," ucapnya.

 

Hartopo juga sempat menyemangati siswa yang melakukan tes PCR. Pihaknya meyakinkan bahwa adanya tes untuk menjaga PTM tetap kondusif. Dalam kesempatan tersebut, bupati menyerahkan 100 buah hand sanitizer. Pihaknya mendorong agar hand sanitizer dapat dimanfaatkan dengan baik untuk pencegahan Covid-19. 

 

"Semoga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya," jelasnya.

 

Sementara itu, Plh Kepala Dinas Kesehatan Kudus dr. Andini Aridewi menyampaikan tes PCR di SD 1 Temulus dilakukan untuk 20 siswa dan 15 guru. Data tersebut merujuk pada 10 persen dari jumlah seluruh sasaran. Selama 3 hari, Dinas Kesehatan Kudus bersama puskesmas setempat telah melaksanakan tes PCR di 20 sekolah.

 

"Kami bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk melakukan tes PCR ke sekolah. Kami pakai PCR biar lebih sensitif dan tidak dua kali kerja," terangnya.

 

Tak hanya sekolah, tes PCR akan dilakukan kepada masyarakat umum dengan metode random sampling. Pihaknya menargetkan per minggu minimal 820 orang yang sudah tes PCR. Stok reagen dan alat kesehatan lainnya dipastikan mencukupi. Apalagi, Dinas Kesehatan Kudus juga telah memiliki alat PCR sejak akhir tahun lalu. Saat ini, Kementerian Kesehatan masih melakukan assesment sebelum alat tersebut dapat digunakan. 

 

"Kami masih melengkapi persyaratan agar alat PCR mendapatkan izin operasional," pungkasnya. (*)