KUDUS - Pemerintah Kabupaten Kudus sedang gencar dalam promosi Kopi Muria. Kali ini, festival Kopi Muria disajikan dalam suasana berbeda yakni di Jembatan Tanggulangin. Sekda Kabupaten Kudus Sam'ani Intakoris mewakili Plt. Bupati Kudus yang membuka festival pada Jumat (22/11) menyebut festival tersebut unik.
Para pengunjung yang datang dapat menikmati Kopi Muria berkonsep area terbuka dengan pemandangan lalu lintas dan sungai yang membelah antara Kudus dan Demak. Di sekitarnya, terdapat gerbang megah Kota Kretek yang dibangun PT. Djarum, taman kota Tanggulangin, maupun Kudus City Walk yang beberapa waktu diresmikan. Jembatan Tanggulangin yang menjadi tempat festival juga memiliki sejarah yang panjang. Dibangun tahun1960, jembatan mempunyai nilai sejarah yang unik. Tempatnya yang berada di perbatasan seakan menyapa pengendara yang masuk Kabupaten Kudus untuk mampir sebentar menyeduh Kopi Muria.
"Lokasinya sangat strategis karena dekat dengan beberapa tempat wisata lokal Kudus. Bisa nyeduh sambil menikmati suasana sore maupun indahnya lampu malam hari Kabupaten Kudus. Kita juga dapat menyapa para pengendara yang masuk wilayah Kudus," ungkapnya.
Pihaknya menyampaikan Kabupaten Kudus memang sedang gencar mempromosikan Kopi Muria. Selama ini, Kabupaten Kudus dikenal mempunyai wisata religi. Padahal, Kudus memiliki potensi pertanian yakni Kopi Muria. Kualitasnya pun tak kalah dengan kopi dari wilayah Indonesia lainnya. Sam'ani berharap, masyarakat Kabupaten Kudus dapat mengenal Kopi Muria dan memperkenalkannya ke daerah lain. "Kopi Muria harus menjadi kebanggan warga Kudus. Apalagi, kualitasnya tak kalah dengan kopi daerah lain," ucapnya.
Pertanian Kopi Muria terbentang di wilayah Gunung Muria yakni di daerah Colo, Rahtawu, Ternadi, dan wilayah sekitarnya. Kopi Muria telah turun temurun menjadi produksi petani warga lereng Gunung Muria dengan rasa yang otentik. Kini, Kopi Muria semakin banyak dikembangkan dan dibuat barista di coffee shop dan mudah dijangkau masyarakat. Diadakannya festival juga memberikan edukasi pada masyarakat terhadap keberadaan Kopi Muria. Pihaknya meminta masyarakat menikmati Kopi Muria untuk mengusir sedih maupun saat sedang bahagia. "Kopi Muria merupakan warisan turun menurun sejak dahulu. Mari kita lestarikan dan kenalkan Kopi Muria. Kalau kita sedih seduhlah kopi. Kalau kita sedang ceria, minumlah Kopi Muria," ujarnya disambut tepuk tangan pengunjung.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto menyampaikan festival akan diadakan selama tiga hari mulai pukul 15.00 hingga 22.00 WIB. Festival kopi diikuti oleh petani Kopi Muria, Coffee shop, barista, pelaku kopi, dan komunitas penggiat sosial di Kabupaten Kudus. Berbagai kegiatan menarik digelar untuk memeriahkan sekaligus edukasi kepada masyarakat. Ada semo act proses grading, roasting, dan giling di hari pertama. Lalu talkshow "Apa kabar Kopi Muria" bersama praktisi kopi dan seduh kopi dan berbagi Kopi Muria gratis kepada masyarakat di 50 titik poin menyeduh pada hari kedua. Kemudian pada hari ketiga ada lomba seduh kopi yang diikuti 27 peserta, sekaligus penyerahan bibit kopi, dilanjutkan dengan launching Roda Muria. Peluncuran Roda Muria sebagai ajang promosi Kopi Muria di 20 kabupaten/kota di wilayah Jawa Tengah selama satu tahun.
"Pada hari ketiga kami akan meluncurkan Roda Muria yang akan mengelilingi kabupaten/kota di Jawa Tengah selama satu tahun. Roda Murianya juga telah disiapkan Bapak Sekda. Diadakannya festival sebagai wadah mempromosikan Kopi Muria dan peningkatan transaksi petani dengan konsumen skala kecil maupun besar," ungkapnya.