Bupati Hartopo Ajak Generasi Muda Memilih Pemimpin Sesuai Rekam Jejak

Hartopo Meminta Anak Muda Ikut Mencegah Money Politic

 

KUDUS - Bupati Kudus Hartopo menyampaikan generasi muda perlu mendapatkan pendidikan politik. Terutama bagi pemilih muda yang akan menyalurkan hak suara pertamanya pada Pemilu 2024 mendatang.

 

Menurutnya, calon pemimpin harus dilihat dari rekam jejak dan kemampuan. Bukan dari kekayaan ataupun uang untuk membeli suara. Hartopo meminta generasi muda memberantas money politic.

 

"Calon pemimpin itu dilihat ketokohan dan bagaimana rekam jejaknya selama ini. Jangan sampai memberikan suara berdasarkan uang yang diberikan," ujarnya saat membuka Pendidikan Politik bagi Organisasi Kemasyarakatan di Balai Desa Ngembal Kulon, Senin (26/9).

 

Hartopo mengajak anak muda memberantas budaya money politic yang telah mendarah daging dalam masyarakat. Tradisi tersebut, menurutnya, mendegradasi kualitas pemimpin yang terpilih. Selain itu, sebagai pencegahan potensi korupsi yang timbul di kemudian hari.

 

"Misalnya uang 50 ribu rupiah dibagikan ke masyarakat, itu pun hanya bisa membeli satu mangkok bakso dan rokok. Padahal kepemimpinan dilaksanakan selama lima tahun. Jangan mau kalau hak suaramu dibeli," imbuhnya.

 

Selain itu, Hartopo menerangkan perbedaan pilihan dan pandangan politik bukan alasan untuk bermusuhan. Generasi muda harus menjadi pionir kedewasaan dalam berpolitik. Perbedaan pilihan harus dilihat sebagai ajang kolaborasi untuk sama-sama memajukan bangsa.

 

"Jangan sampai perbedaan pilihan menciptakan permusuhan. Justru perbedaan harus memantik kolaborasi untuk memajukan negeri," tegasnya. 

 

Sementara itu, Plt. Kepala Badan Kesbangpol Kudus Harso Widodo menerangkan peserta pendidikan politik berasal dari HMI Cabang Kudus, PMII Cabang Kudus dan IMM Cabang Kudus. Diharapkan, kegiatan dapat mengedukasi generasi muda agar lebih bijaksana dalam menentukan pilihan.

 

"Semoga setelah ini anak muda Kabupaten Kudus lebih bijaksana dalam menentukan piliham sehingga mewujudkan demokrasi bermartabat," terangnya. (*)