H.M. Hartopo Tinjau Pembangunan Tanggul Jebol di Desa Tenggeles

 

KUDUS - Hujan deras yang terjadi pada Sabtu (9/1/2020) kemarin, menyebabkan tanggul sungai piji di Desa Tenggeles jebol karena tidak mampu menampung besarnya debit air. Personel gabungan dari TNI Polri, Dinas PUPR Kudus, BPBD Kudus, BBWS Pemali Juana, dan BPSDA Seluna bergotong-royong membangun kembali tanggul pada Minggu pagi (10/1/2021). 

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus H.M. Hartopo didampingi Kapolres Kudus, Aditya Surya Dharma, Plt. Kepala Dinas PUPR Kudus, Arief Budi Siswanto, dan Camat Mejobo meninjau secara langsung kondisi serta proses pembangunan kembali tanggul di Desa Tenggeles, Mejobo. 

"Pagi ini kami bersama-sama untuk meninjau kondisi tanggul. Ternyata, memang karena abrasi oleh arus dari sungai piji dan sungai dawe yang akhirnya mengakibatkan air meluap sampai ke rumah warga," ujarnya.

Pihaknya mengungkapkan beberapa permasalahan yang ditemui dalam pembangunan kembali tanggul tersebut. Salah satunya yakni lokasi dan medan yang tidak memungkinkan krane untuk masuk. Oleh sebab itu, pembangunan dilakukan secara manual oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat. 

"Yang menjadi permasalahan, krane-nya tidak bisa masuk. Sehingga mengangkat secara manual yang otomatis memerlukan waktu yang agak lama. Kita doakan semoga cuaca hari ini mendukung, agar pembangunan cepat selesai," tuturnya.

Meskipun air sudah mulai surut sejak malam kemarin, Hartopo tetap meminta agar satgas terkait untuk tetap siaga di lokasi bencana. Menurutnya, penanganan kebencanaan dapat menjadi sangat kompleks karena terjadi di tengah pandemi Covid-19.

"Kami meminta dapur umum harus aktif, tenaga kesehatan on time, dan tempat pengungsian tetap dibuka. Perlu penanganan kompleks karena untuk penanganan bencana serta dalam upaya menekan penyebaran Covid-19," ujarnya.

Sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi tanggul jebol di waktu yang akan datang, dirinya meminta sinergitas dari Dinas PUPR Kudus bersama BBWS dan BPSDA. Hal tersebut sebagai bentuk pencegahan dalam mengontrol kondisi talut sungai yang keropos agar segera diperbaiki. Dirinya juga meminta peran aktif pemdes dan masyarakat dalam memantau dan secara swadaya menutup lubang-lubang kecil pada talut tidak membesar.

"Sebetulnya harus ada pemeliharaan tanggul secara rutin dari sinergitas BBWS, BPSDA, dan Dinas PUPR Kudus. Kalau dilihat permasalahannya karena arus deras dan bagian bawah tanggul sudah terkikis, maka ketika musim kemarau harus dikontrol. Selain itu juga perlu koordinasi yang baik dari Pemerintah Desa dan masyarakat untuk mencegah lubang talut agar tidak membesar," pungkasnya.