KUDUS - Dukungan penuh penyelenggaraan Pekan Olahraga dan Seni Ma'arif (Porsema) XII Kabupaten Kudus disampaikan Bupati Kudus Hartopo. Dalam sambutannya, Hartopo yakin Porsema akan menjaring pribadi yang berkualitas dan andal sebagai calon pemimpin masa depan.
"Kami yakin generasi muda berbakat muncul dari Porsema Kabupaten Kudus," ucapnya saat menjadi pembina apel Pembukaan Porsema XII LP Ma'arif NU PCNU Kabupaten Kudus di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus, Sabtu (7/1).
Hartopo berpesan kepada peserta untuk menjadikan Porsema ajang mengembangkan bakat. semangat sportifitas dan tekad yang kuat harus menjadi nafas untuk berkompetisi. Sehingga gelar juara umum pada Porsema tingkat Jateng dapat dipertahankan.
"Selamat berjuang bagi para peserta. Harus semangat dan mengutamakan sportifitas. Semoga prestasi juara umum Porsema tingkat Jateng dapat dipertahankan," imbuhnya.
Setelah berkompetisi, Hartopo menekankan agar bimbingan dan pelatihan untuk atlet tetap dilanjutkan. Pihaknya melanjutkan, Pemerintah Kabupaten Kudus siap mendukung pelatihan atlet potensial agar semakin andal dan mengharumkan nama Kudus di kancah nasional.
"Pembinaan atlet tidak boleh berhenti saat ajang Porsema saja. Atlet harus tetap dilatih biar bisa jadi atlet andal kebanggan Kudus," ujarnya.
Ketua panitia Miftah Baedlowi menyampaikan terdapat 2.244 atlet dan 1.060 peserta kompetisi seni. Sehingga total 3.244 peserta berpartisipasi dalam Porsema. Kegiatan akan dilaksanakan dua hari pada 7-8 Januari 2023.
"Kami menargetkan para peserta yang nantinya juara, dapat melaju ke tingkat Jateng dan mempertahankan gelar juara umum," ucapnya.
Terdapat sembilan cabang olahraga dan berbagai lomba seni yang dipertandingkan. Di antaranya voli, catur, bulutangkis, lari jauh, lari sprint, tenis meja beregu, sepak takraw, futsal dan senam Nahdlatul Ulama (NU).
Sementara itu, kompetisi lainnya adalah pencak silat, debat (Bahasa Inggris dan Bahasa Arab), kaligrafi, poster, MTQ, puisi religi, pidato (Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab), karaoke qasidah, film dokumenter dan penulisan biografi kiai lokal.(*)