Bupati : Santri Harus Bentengi Diri dari Paham Radikalisme

KUDUS - Peran santri sangat strategis untuk turut menjadi calon pemimpin masa depan negeri. Sebagai generasi penerus, santri perlu membentengi diri dari paham radikalisme. Pasalnya paham radikalisme merusak tatanan negara dan ideologi Pancasila. Hal tersebut disampaikan Bupati Kudus Hartopo saat membuka Optimalisasi Peran Santri dalam Antisipasi Radikalisme di Pondok Pesantren Al Yasir, Desa Jekulo, pada Kamis (24/2). 

 

Pihaknya meminta santri memahami bentuk-bentuk paham radikalisme. Dengan begitu, santri dapat mencegah pendekatan yang mengarah pada organisasi radikalisme. Bahkan radikalisme telah menjadi isu internasional yang dipandang serius. Oleh karena itu, santri harus turut menjadi garda terdepan mencegah paham radikalisme menyebar.

 

"Santri sebagai generasi penerus bangsa yang paham agama Islam, harus mengetahui juga paham radikalisme. Supaya bisa ikut membasmi paham yang merusak tatanan bangsa tersebut," ucapnya.

 

Hartopo mengajak santri turun tangan apabila mengetahui ada pendekatan paham radikalisme di sekitarnya. Kalau bisa, merangkul kembali orang yang dihasut untuk masuk ke gerakan radikalisme. Lalu diarahkan ke organisasi atau kegiatan yang positif.

 

"Kalau bisa ikut mencegah agar tidak ada paham radikalisme di sekitar kita," tuturnya.

 

Sementara itu, Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PCNU Kabupaten Kudus KH. Muhammad Mujib berterimakasih kepada bupati yang telah mendampingi dan mengawal RMI. Pihaknya memuji Hartopo yang terus peduli dengan para santri dan eksistensi RMI di Kabupaten Kudus.

 

"Kami berterima kasih atas kepedulian dan perhatian bapak Hartopo kepada santri dan RMI," ungkapnya.

 

Kepala Kesbangpol Kabupaten Kudus Harso Widodo menyampaikan forum diskusi tersebut untuk memupuk jiwa nasionalisme dan anti radikalisme para santri. Sehingga meningkatkan kondusifitas Kabupaten Kudus terutama dari paham radikalisme dan konflik sosial bernuansa SARA. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Wakil Ketua DPRD Kudus Mukhasiron

 

"Diskusi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait paham radikalisme yang bermuara pada meningkatnya kondusifitas Kabupaten Kudus," pungkasnya. (*)